BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jaringan adalah
kumpulan sel yang yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk
suatu organ. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai
fungsi yang spesifik. Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi.
Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan
fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan
otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbs dan sekresi (jaringan
epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya (Sainab, 2017).
Hewan adalah organisme
yang tidak memiliki klorofil, mampu bergerak atau setidaknya menggerakkan
tubuh, dan multiseluler. Beberapa organisme tidak memenuhi kriteria ini tetapi
memperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut, sehingga kita dapat mengenalnya
sebagai hewan (Sainab, 2017).
Ada empat tipe jaringan
dasar semua hewan, termasuk juga dalam tubuh manusia dan organisme multiseluler
tingkat rendah yaitu jaringan epitel yang disusun oleh lapisan sel yang
melapisi permukaan organ sekresi dan penyerapan. Jaringan pengikat sesuai
namanya, yaitu berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh pada
jaringan ini adalah jaringan darah. Jaringan otot yang terbagi atas tiga
kategori yang berbeda yaitu licin yang dapat ditemukan diorgan tubuh bagian
dalam, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung. Jaringan saraf adalah
jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima
dan meneruskan rangsangan (Sainab, 2017).
B.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh
hewan serta mampu menjelaskannya secara tepat dan benar.
C.
Waktu
dan Tempat
Hari Tanggal :
Minggu, 10 Desember 2017
Waktu : 09:00-12:00 WITA
Tempat
: Ruangan Lab. Fakultas Kesehatan Unsulbar
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Organisasi Tubuh
Hewan
adalah organisme yang tidak memiliki klorofil, mampu bergerak setidaknya
menggerakkan tubuh, dan multiseluler. Beberapa organisme tidak memenuhi
kriteria ini tetapi memeperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut, sehingga
kita dapat mengenalnya sebagai hewan (Sainab, 2017).
Pada
tubuh hewan sendiri terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama pada saat perkembangan embrio, lapisan
kecambah (germ layers) terdeferensiasi (dengan proses yang disebut
histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama yaitu jaringan epitel,
jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Waluyo dalam Jemberword,
2010).
Struktur
tubuh hewan tersusun atas sel dan jaringan, organ dan sistem organ. Berbagai
organ akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara struktural
dan fungsional penyusun individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel
tersusun oleh organel. Sel-sel penyusun tubuh pada hewan lebih kompleks.
Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang mempunyai
sifat-sifat morfologi yang sama. Ada empat jaringan utama pada hewan yaitu
jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan
epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga, sel-selnya tersusun rapat
satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar sel yang biasanya
berisi substansi intraseluler disebut matriks. Jaringan epitel ini dibuat dari
sel-sel memudar yang tersusun dalam lapisan pipih (Campbell dalam Arman, 2003).
Keberagaman
bentuk dan fungsi jaringan misalnya terletak pada bentuk sel-sel penyusunnya
atau struktur organel-organel penyusun jaringan tersebut (Waluyo dalam Arman,
2006).
B. Jaringan Hewan (Tingkat Vertebrata)
Sel-sel
yang mempunyai bentuk yang sama yang
menyusun organisme multiseluler akan mengelompok dan melaksankan fungsi
tertentu. Kelompok dari sel-sel ini disebut jaringan. Setiap jaringan akan
menempati tempat tertentu pada tubuh makhluk hidup. Secara umum jaringan pada
tubuh hewan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu jaringan epitel,
jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan penyongkong/penguat (Sainab,2017).
1. Jaringan
epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang
melapisi bagian permukaan tubuh dan berfungsi melindungi jaringan-jaringan lain
yang terletak disebelah dalamnya. Terkait dengan fungsinya sebagai
pelindung terhadap jaringan lain maka
jaringan epitel mempunyai susunan yang rapat dan tidak mempunyai ruang antar sel. Selain berfungsi
sebagai jaringan pelindung sel epitel secara sendiri-sendiri atau secara
berkelompok ada yang berperan dalam
mensekresikan zat. Epitel yang demikian ini disebut epitel kelenjar. Misalnya sel goblet yang terdapat pada permukaan
usus yang secara sendiri-sendiri mensekresikan lendir. Kelenjar ludah dan
kelenjar keringat dibentuk oleh sekelompok sel-sel epitel yang mampu
mengeluarkan sekret maupun eksret (Sainab, 2017).
a)
Macam-macam jaringan epitel
Adapun
macam-macam dari jaringan epitel aantara lain yaitu:
(1)
Epitel pipih selapis
Epitel
ini memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel yang berbentuk bulat terletak
di tengah. Epitel pipih berlapis berfungsi sebagai pelapis rongga dan saluran
dalam (endotelium) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk pipih dan terdiri
dari satu sel saja, struktur seperti ini sangat sesuai untuk mendukung
peristiwa difusi, osmosis, dan filtrasi. Karena epitel ini hanya terdiri dari
satu sel, maka jaringan ini hanya ditemukan pada bagian tubuh sehingga tidak
banyak mengalami benturan fisis. Epitel ini ditemukan sebagai jaringan yang
melapisi alveolus paru-paru, kapsul bowhman pada ginjal, lapisan dalam pembuluh
darah dan limfa, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga dan sel ekskresi
kelenjar.
(2)
Epitel kubus selapis
Epitel
ini memiliki sitoplasma yang jernih dan berbutir-butir serta memiliki inti sel
yang bulat besar dan terletak di tengah, sel-sel jaringan epitel ini berbentuk
kubus dan terdiri dari satu lapis sel saja. Pada umumnya jaringan ini berfungsi
sebagai lapisan pelindung dan berperan dalam proses absorpsi dan seksresi zat
misalnya pada kelenjar ludah, selain ini berfungsi sebagai penghasil mucus dan
sebagai pembentuk kelenjar ludah, epitel ini ditemukan sebagai jaringan yang
melapisi permukaan lensa mata, ovarium, pigmen retina dan tubulus ginjal.
(3)
Epitel silindris selapis
Epitel
ini merupakan epitel yang memiliki sitoplasma jernih yang berbutir-butir dan
berbentuk silinder dengan nukleus yang berbentuk bulat terletak didekat kasar.
Jaringan ini berfungsi sebagai lapisan pelindung, penghasil mucus dan sebagai
tempat difusi dan absorbsi zat.
(4)
Epitel pipih berlapis banyak
Epitel
ini disusun dua lapis sel atau lebih. Sel-sel ini terdapat pada bagian yang
paling dalam. Biasanya mempunyai bentuk kubus dan semakin kearah luar bentuknya
dan semakin pipih. Struktur seperti ini sangat sesuai untuk melapisi bagian
tubuh yang selalu mengalami benturan dan gesekan. Epitel ini ditemukan
melaipisi permukaan kulit, permukaan rongga hidung, rongga mulut dan vagina.
(5)
Epitel kubus berlapis banyak
Epitel
ini disusun dua lapis sel atau lebih. Sel-sel ini biasanya terdapat pada bagian
dalam yang biasanya mempunyai bentuk kubus dan semakin kepermukaan bentuknya
semakin pipih, struktur seperti ini sangat sesuai sebagai pelindung dari
pergesekan yang memungkinkan terjadi pengelupasan. Epitel ini terletak dibagian
dalam mulut, esopagus, vagina, dan kelenjar keringat pada kulit yang bagian
terluarnya dilapisi zat tanduk.
(6)
Epitel silindris berlapis banyak
Epitel
ini ditemukan pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra dan pada
laring (pangkal kerongkongan). Epitel ini berbentuk silindris dan pada umumnya
hanya ditemukan permukaan telurnya saja, sedangkan pada bagian dalamnya epitel
berbentuk kubus atau tak beraturan.
(7)
Epitel silindris berlapis semu
Jaringan
ini dikatakan berlapis semu karena letak inti selnya tidak pada satu garis
sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Di antara
sel-selnya terdapat sel goblet penghasil lendir. Pada bagian permukaan terdapat
tonjolan yang disebut silia. Fungsi silia adalah menggerakkan partikel yang ada
diatasnya. Epitel seperti terdapat pada saluran pernapsan bagian atas, rongga
hidung, dan pada saluran telur.
(8)
Epitel transisional
Epitel
transisional merupakan epitel yang berlapis banyak, lapisan paling luarnya
berbentuk bulat dan berukuran besar. Apabila dalam keadaan tegang sel-sel
tersebut akan berubah bentuk lebih pipih dan bersifat elastis. Epitel ini
melapisi kandung kemih, ureter, dan ginjal.
2. Jaringan
otot
Jaringan otot disusun oleh sel-sel yang
pada sitoplasmanya terdapat mikrofilamin yang mampu mengadakan kontraksi dan
relaksasi, sehingga sel otot dapat mengerut dan memanjang. Adanya kemampuan ini
menjadikan otot sebagai alat gerak aktif. Berdasarkan struktur selnya jaringan
otot dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a)
Otot polos
Sel
otot polos berbentuk kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening karena
mikrofibrilnya homogen. Dengan demikian otot ini akan tampak polos, tidak
lurik. Otot polos dapat menanggapi rangsangan lambat dan gerakannya juga
lamban, tetapi kemampuannya untuk berkontraksi sangat lama. Gerakan otot polos
dipengaruhi oleh saraf otonom sehingga gerakannya juga lamban bersifat
involunter (tidak kita sadari). Contoh jaringan ini kita temui pada usus,
lambung, pembuluh darah, dinding rahim, otot penggantung lensa mata, dan
lain-lain.
b)
Otot rangka
Otot
rangka ditemukan melekat pada rangka tubuh. Gerakan otot ini akan mengakibatkan
gerakan tulang-tulang ini dilekatinya sehingga terjadilah gerakan tubuh.
Jaringan otot rangka disusun oleh sel-sel yang berbentuk silindris dengan
diameter 10-100 mikron dan panjang hingga 30 cm. Plasma selnya disebut
sarkoplasma sedangkan membrannya disebut sarcolemma. Setiap satu otot mempunyai
serabut-serabut otot memanjang yang disebut miofibril. Setiap miofibril terdiri
atas protein otot yang disebut aktin dan miosin yang berperan dalam mekanisme
gerak otot. Sepanjang miofibril ini tampak gambaran garis gelap dan terang sehingga
secara keseluruhan otot tampak berbentuk lurik, sehingga otot ersebut disebut
otot lurik. Otot rangka kontraksinya diatur oleh saraf sadar dengan sifat
reaksi yang cepat, kontraksinya kuat tetapi tidak tahan lama.
c)
Otot jantung (Miokardium)
Otot
ini hanya ditemukan sebagai jaringan yang membentuk jantung. Bentuk sel ototnya
silindris dengan plasma yang tidak homogen sehingga tampak seperti serabut otot serat lintang. Diantara serabut-serabut
otot berdampingan membran selnya membentuk anyaman yang disebut sinsitium.
Sinsitium berfungsi memperkuat otot jantung dan untuk menghantarkan implus.
Inti selnya hanya satu buah dan letaknya pada bagian tengah. Otot jantung dapat
mengadakan kontraksi beraturan sekitar 72 kali per menit tanpa ransangan dari
pusat saraf karena memiliki sumber ransangan sendiri dari otot jantung,
rangsangan dari pusat saraf otonom hanya berfungsi untuk memperkuat dan
memperlambat kontraksi saja. Kerja otot jantung sangat teratur dan cukup kuat.
3. Jaringan
saraf
Jaringan saraf disusun oleh sel-sel
saraf (neuron). Setiap neuron terdiri dari badan sel saraf inti sel ditengahnya
dan percabangan sel saraf yang relatif pendek disebut dendrit dan cabang
panjang disebut akson (neurit).
Permukaan akson dilindungi oleh selubung mielin ada daerah yang
menggenting yang disebut nodus ranvier.
Berdasarkan atas fungsinya sel saraf dibedakan menjadi 3 yaitu:
a)
Neuron sensorik yaitu sel saraf yang
berfungsi menerima ransangan dan meneruskan ransangan (implus) ke pusat saraf
(otak atau sumsum tulang belakang).
b)
Saraf motorik yaitu sel saraf yang
berfungsi menghantarkan implus dari pusat ke saraf organ motorik (misalnya
kelenjar atau otot).
c)
Saraf intermediary (neuron konektor)
yaitu sel sarf yang berfungsi menghubungkan antara satu neuron dengan neuron
lain.
4. Jaringan
penyokong/penguat
Berbeda dengan jaringan epitel, jaringan
penyokong terdiri atas serabut sebagai subtansi dasar, sel-sel dan beberapa
cairan ekstraseluler yang disebut matriks (Sainab,2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
1.
Alat
a)
Mikroskop
b)
Kain
planel
c)
Skalpel
d)
Obyek
glass dan deck glass
2.
Bahan
a)
Sel
epitel rongga mulut
b)
Eritrosit
katak
c)
Aquades
d)
Garam
NaCl 0,9 %
e)
Alkohol
70 %
f)
Jarum
pentul
g)
Gabus
stereform
B. Cara
Kerja
a. Sel epitel rongga mulut
1.
Bersihkan
tangkai skalpel dengan alkohol 70 %.
2.
Dengan
menggunakan tangkai skalpel, koreklaah bagian dalam pipi anda.
3.
Oleskan
korekan tadi pada gelas benda, kemudian tetesi dengan aquades serta tutuplah
dengan gelas penutup.
4.
Amatilah
dibawah mikroskop mulai dari perbesaran lemah.
5.
Melalui
pengamatan dengan perbesaran kuat gambarlah 2 atau 3 sel dan berilah keterangan
dari bagian-bagian sel yang nampak.
b.
Eritrosit
katak
1.
Ambilah
1 tetes darah katak yang telah dicampur dengan larutan garam NaCl 0,9 %.
2.
Teteskan
pada gelas obyek dan tutuplah dengan gelas penutup.
3.
Amati
sediaan tersebut dibawah mikroskop, mulai dari perbesaran lemah.
4.
Dengan
perbesaran kuat gambarlah 3 atau 4 sel dan berilah keterangan dari
bagian-bagian sel yang nampak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Eritrosit katak
Hari/tanggal : Minggu, 10 Desember
2017
Bahan : Eritrosit katak
Percobaan : Unit IV
Tujuan :
Mampu mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu
menjelaskannya secara tepat dan benar.
|
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
1. Nukleus
|
2. Epitel rongga mulut
Hari/tanggal : Minggu, 10 Desember
2017
Bahan : Epitel rongga mulut
Percobaan : Unit IV
Tujuan :
Mampu mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu
menjelaskannya secara tepat dan benar.
|
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
2. Nukleus
|
B. Pembahasan
1. Eritrosit
katak
Pada pengamatan praktikum ini kita dapat
mengetahui sel yang nampak pada eritrosit katak yaitu nukleus atau yang dalam
pengertiannya adalah pusat kendali yang ditemukan di dalam semua sel-sel.
Nukleus dapat berfungsi untuk menjaga integritas dan mengontrol aktivitas sel.
2. Epitel
rongga mulut
Pada pengamatan praktikum ini kita dapat
mengetahui sel yang nampak pada epitel rongga mulut yaitu nukleus atau yang
dalam pengertiannya adalah pusat kendali yang ditemukan di dalam semua sel-sel.
Nukleus berfungsi untuk mengatur aktivitas-aktivitas kerja pada sel.
C. Pertanyaan dan jawaban
1).
Jenis epitel apakah yang dapat diamati pada rongga mulut?
Jawaban:
Jenis
yang dapat diamati pada sel epitel rongga mulut adalah sel epitel pipih
berlapis banyak.
2).
Mengapa dalam percobaan eritrosit katak harus menggunakan NaCl 0,9 % ?
Jawaban:
Agar
sediaan pada eritrosit katak yang diamati lebih jelas terlihat pada saat
pengamatan dibawah mikroskop.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan dilaksanakan
praktikum ini mahasiswa dapat mengenal dan menjelaskan jaringan penyusun pada
tubuh hewan seperti:
1. Jaringan
epitel yang kemudian dibagi lagi menjadi 8 macam jaringan epitel yaitu epitel
pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih
berlapis banyak, epitel kubus berlapis banyak, epitel silindris berlapis
banyak, epitelsilindris berlapis semu, dan epitel transisional.
2. Jaringan
otot yang dibedakan menjadi 3 macam jenis yaitu otot polos, otot rangka, dan
otot jantung.
3. Jaringan
saraf.
4. Jaringan
penyokong atau penguat.
B. Saran
1. Untuk
Praktikum
Harus mampu memahami
dengan secara baik dan benar pengamatan pada praktikum ini agar mampu
menjelaskan jaringan-jaringan yang diamati pada saat praktek dilakukan.
2. Untuk
Asisten
Agar tidak jenuh dan
lebih sabar dalam membimbing praktikan pada praktikum ini dilakukan.
3. Untuk
Laboratorium
Agar kiranya menyiapkan
alat-alat dan bahan secara lengkap
setiap kali praktikum dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell. 2003. Laporan praktikum biologi dasar (mengenal jaringan hewan melalui
pengamatan preparat awetan) (online), (http://armanpeternakan14.blogspot.co.id). Diakses pada
hari kamis, 16 November 2017 pukul 17:51 WITA.
Sainab. 2017. Biologi umum. Sulbar FMIPA Universitas Sulawesi Barat.
Sainab. 2017. Penuntun praktikum biologi umum. Sulbar FMIPA Universitas Sulawesi
Barat.
Waluyo. 2010. Laporan praktikum biologi dasar jaringan pada hewan (online), (http://jemberword.blogspot.co.id). Diakses pada
hari jumat, 17 November 2017 pukul 10:10 WITA.
0 komentar:
Posting Komentar