BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jaringan adalah
kumpulan sel yang berhubungan erat satu dengan yang lain dan mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan disebut
histologi.Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk
organ.Jaringan tubuh tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (meristem) dan
jaringan dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan
parenkim, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Berbagai jaringan tersebut
menyusun berbagai organ tumbuhan (Sainab,2017).
Pada tumbuh-tumbuhan,
sel-sel yang membentuk jaringan muda (meristem) adalah juga dalam keadaan muda
(embrional). Membrane selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang
teratur, antara segi empat dan kubus, sedangkan ruang sel (lumen) masih penuh
dengan “protoplas” serta “vakuola” yang kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat
khusus dari jaringan muda yaitu “sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan
kegiatan-kegiatan membelah”, yang dalam istilah lainnya disebut meristematis
(Sainab,2017).
Jaringan parenkim atau
yang sering disebut jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan
yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang
bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun
sruktur morfologi dan fisiologi bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya dapat
dinyatakan bahwa parenkim memiliki sifat-sifat yang sama (Sainab,2017).
B.
Tujuan
Praktikum
1. Mengenal
dan menjelaskan sel dan jaringan penyusun tubuh tumbuhan.
2. Melalui
pengamatan preparat basah kita dapat melihat akar, batang, daun, empulur dan
buah dari tumbuhan monokotil dan dikotil.
1
|
C.
Waktu
dan Tempat
Hari Tanggal :
Minggu, 10 Desember 2017
Waktu : 09:00-12:00 WITA
Tempat
: Ruangan Lab. Fakultas Kesehatan Unsulbar
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel yang
berhubungan erat satu dengan yang lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan disebut histologi.
Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Campbell dalam
Kiki,2000).
Pada tumbuhan-tumbuhan, sel-sel yang
membentuk jaringan muda (meristem) adalah juga dalam keadaan muda (embrional).
Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur,
antara segi empat dan kubus, sedangkan ruang sel (lumen) masih penuh dengan
dengan “protoplas” serta “vakuola” yang kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat
khusus dari jaringan sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan
kegiatan-kegiatan untuk membelah yang dalam istilah lainnya disebut
meristematis (Anto dalam Kiki,2010).
Secara garis besar, jaringan penyusun
tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa, jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif sangat
muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang penuh dan mempunyai kemampuan potensi yang tinggi karena
kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan
meristem dapat dibagi menjadi jaringan meristem primer dan jaringan meristem
sekunder (Isharmanto dalam Rifal,2009).
3
|
Terjadinya jaringan tumbuhan ialah
karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang
terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan
yang lainnya. Selanjutnya pembentukan jaringan-jaringan tersebut sangat erat
dengan hubungannya pula dengan pembentukan
berbagai alat pada pertumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain
sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses
dalam hidupnya. Seperti jaringan
meristem yang mampu membelah
terus-menerus dan membentuk sel-sel baru (Waluyo dalam Rifal,2006).
B.
Jaringan
Tumbuhan
Pada awalnya perkembangan tumbuhan,
semua sel-sel melakukan pembelahan diri.Namun dengan adanya pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas dibagian khusus dari
tumbuhan, jaringan penyusun tubuh tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristem
atau titik tumbuh) dan jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
1. Jaringan
Muda (Meristem atau titik tumbuh)
Jaringan
ini terdiri dari sel-sel yang masih
embrional, dindingnya tipis kaya akan plasma dan memiliki vakuola yang kecil.
Sel-sel jaringan ini bila dilihat dari segala arah kurang lebih besar bentuk
sel seperti kubus.
Jaringan
meristem berfungsi untuk membelah dan berdeferensiasi menjadi sel-sel jaringan
dewasa. Dari itulah, maka jaringan meristem selalu membelah atau berkembang
biak. Menurut letak dan asal pertumbuhan meristem, jaringan ini dibedakan
menjadi dua yaitu meristem primer (titik tumbuh primer atau promeristem) dan
meristem sekunder (titik tumbuh sekunder atau kambium).
Meristem
primer berada dibagian titik tumbuh yang ada di ujung batang dan akar, sehingga
terkadang disebut juga titik tumbuh apikal (ujung) karena adanya titik tumbuh
ujung ini maka ujung akar dan batang sel meristem terdapat sel-sel yang sedang
tumbuh membesar, kemudian terdeferensiasi. Jaringan meristem primer agak jauh
kebelakang lagi sel-selnya yang telah dewasa, kemudian mengalami perubahan
fungsi dan membelah untuk menghasilkan sel-sel yang bersifat embrional,
pertumbuhan jaringan meristematis kambium tersebut menyebabkan batang atau akar
tumbuhan bertumbuh besar.Pertumbuhan semacam ini disebut pertumbuhan lateral.
2. Jaringan
Dewasa (Jaringan Tubuh Tua)
Berdasarkan
struktur dan fungsi jaringan dewasa dibedakakan menjadi atas empat yaitu
jaringan dasar, jaringan penutup, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
a.
Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan
ini terdapat pada semua bagian organ tumbuhan seperti empulur, korteks akar dan
batang, mesofil daun, endosperm biji, buah berdaging, jari-jari empulur dan
juga sebagai elemen xylem dan floem baik sekunder maupun primer.
Parenkim
merupakan sel yang hidup, dinding tipis, bentuk sel bermacam-macam antara lain
isodiometris, bulat seperti tiang, seperti bunga karang dan seperti
bintang.Sel-sel parenkim berperan dalam fotosintesis, bernafas, menyipan
cadangan makanan dan sekresi.Sel parenkim sering mengandung kristal-kristal,
lemak, minyak, zat tepung, butir aleuron dan plastid. Parenkim mengandung
kloroplas yang disebut klorenkim yang terdapat pad daun dan permukaan batang
yang masih muda.
b.
Jaringan Penutup (Epidermis)
Epidermis
merupakan selubung yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan sebelum mengalami
pertumbuhan sekunder, biasanya sel-sel epidermis ini hanya terdiri atas satu
sel saja yang tersusun rapat sehingga sering kali dapat dilepaskan berupa kulit
yang tipis.Sel-sel epidermis sebagian dapat bekembang menjadi alat-alat
tambahan lainnya yang disebut derifat epidermis seperti stomata dan trikoma,
pada epidermis juga dijumpai sel penutup stomata yang sel-selnya masih hidup,
di dalam protoplasmanya terdapat klorofil sehingga sel itu mampu melakukan
fotosintesis.
c.
Jaringan Mekanik (Jaringan Penguat)
Jaringan
mekanik dibedakan atas dua yaitu kolenkim dan skelerenkim.
1.
Kolenkim
Kolenkim
merupakan bagian terluar dari korteks batang, sel-sel kolenkim bersifat hidup,
kadang-kadang mengandung kloroplas, merupakan jaringan penguat pada bagian
batang yang masih muda, tangkai daun, ibu tulang daun tetapi jarang dijumpai di
akar.
2.
Skelerenkim
Skelerenkim
merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal.Skelerenkim
terdiri dari sel-sel yang telah mati dan tidak mengalami perkembangan karena
itu merupakan jaringan penguat pada bagian tubuh yang telah dewasa atau
kebalikan dari kolenkim.
d.
Jaringan Pengangkut
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem.Jaringan
pengangkut terdiri dari sel-sel yang bentuk dan susunannya sesuai dengan
tugasnya sebagai tempat berlangsungnya pengangkutan yaitu terdiri dari sel-sel
yang telah mengalami fusi dan berderet menurut arahnya pengangkutan. Jaringan
pengangkut dibedakan atas dua yaitu:
1.
Jaringan Pembuluh Kayu (Xylem)
Xylem
merupakan suatu jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan zat hara
dari akar ke daun.Pada umumnya sel-sel penyusun xylem telah mati dengan dinding
yang sangat tebal tersusun dari zat lingin sehingga xylem juga berfungsi
sebagai penguat.Komponen penyusun xylem terdiri dari trakeid dan trakea.
2.
Floem
Floem
merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi dalam mendistribusikan zat-zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain. Ciri utama dari
floem adalah terdiri dari sel-sel yang masih hidup, deretan sel-sel yang
panjang dan mengalami penyatuan yang tidak sempurna, sebab dinding sel pada
ujung sel-selnya tidak lenyap melainkan tinggal berupa dinding sel pengirim
yang bersifat meristematis dan berperan memberikan makanan pada pembuluh tapis
serta menghasil hormon luka. Floem dapat melakukan tugas selama masa
pertumbuhanm, maka lempeng lapisan itu tertutup oleh kallose (sejenis
karbohidrat) dimana bila larut maka floem akan tersumbat dan tidak dapat
berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
C. Organ Tumbuhan
Organ
adalah kumpulan beberapa jaringan yang secara bersama-sama melakukan tugas
tertentu. Organ-organ pokok tumbuhan yang bersifat vegetatif terdiri atas akar
(radiks), batang(kaulis), dan daun (folium). Organ-organ lain, seperti organ
generatif terdiri atas akar (radiks), batang (kaulis), dan daun (folium).
Organ-organ lain, seperti organ generatif (bunga, buah,biji) merupakan
penjelmaan salah satu lebih organ pokok, atau berupa kumpulan organ pokok.
a.
Akar
Akar dapat dibedakan menjadi tiga
macam, antara lain yaitu:
1.
Akar tunggang terdiri atas sebuah akar
besar dan akar lateral (cabang dan ranting dari perkembangan akar primer).
Biasanya akar tersebut terdapat pada tumbuhan monokotil.
2. Akar
serabut atas sejumlah akar kecil, ramping dan berukuran sama yang terbentuk
ketika akar primer membentuk cabang
sebanyak-banyaknya. Biasanya akar tersebut terdapat pad tumbuhan monokotil.
3. Akar
adventif adalah akar yang bukan berasal dari akar primer. Misalnya, akar pada
batang yang yang dicangkok, akar stek batang, dan akar umbi batang.
b. Batang
Pada
awalnya pembentukan batang berasal dari batang lembaga embirio di dalam
biji.Selanjutnya, batang berkembang dari meristem apikal.Perkembangan meristem
apikal pada tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda sehingga susunan anatomi
batang kedua jenis tumbuhan tersebut juga berbeda.
1. Batang
Dikotil
Batang
dikotil tumbuh dari meristem apikal sehingga batang selalu memanjang.Bagian
meristem apikal ini disebut titik tumbuh.Jaringan penyusun batang dikotil
berturut-turut dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis,
empulur, kambium, floem, xylem dan jari-jari empulur.
2. Batang
Monokotil
Batang
monokotil mempunyai meristem apikal yang lebih kecil dan tersusun atas
epidermis, meristem dasar, dan ikatan pembuluh.Pada beberapa tumbuhan monokotil
yang berbentuk pohon terdapat pita parenkim di luar penyebaran ikatan
pembuluh.Pada daerah korteks inilah terdapat kambium sehingga batang tumbuhan
tersebut mampu melakukan pertumbuhan sekunder.Batang tumbuhan monokotil terna
(herba) tidak berkambium sehingga tidak dapat melakukan pertumbuhan sekunder.
c. Daun
Daun
tersusun atas beberapa jaringan, yaitu jaringan dermal (epidermis) jaringan
dasar (mesofil) dan jaringan pembuluh.
1. Jaringan
Dermal
Jaringan
dermal daun disusun atas sel-sel kompak.Dinding selnya dilapisi dengan kutikula
(lilin) dan diantara sel-selnya terdapat stomata atau mulut daun.
2. Mesofil
Mesofil
(jaringan dasar,daging daun) merupakan bagian yang berisi kloroplas (klorofil).
Mesofil terdiri atas 2 lapisan berupa parenkim, palisade, dan lapisan bawah
berupa parenkim spons, parenkim palisade terdiri atas sel-sel berbentuk pagar
dan rapat yang banyak sekali mengandung kloroplas.Parenkim spons (bunga karang)
terdiri atas se-sel lonjong tidak teratur, mengandung banyak ruang intraseluler
dan luas, serta tidak mengandung kloroplas.Parenkim spons berguna untuk
memasukkan gas pernapasan dari udara lewat stomata.
3. Jaringan
Pembuluh
Jaringan
pembuluh pada daun membentuk suatu ikatan yang disebut tulang (urat)
daun.Beberapa tulang daun membentuk suatu pola yang disebut pertulangan
daun.Ada dua pola utama pertulangan daun yaitu pertulangan jala
(menjari/menyirip) dan sejajar.
d. Bunga
Bunga
merupakan kumpulan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.Organ ini dapat menghasilkan alat kelamin jantan (benang sari)
dan alat kelamin betina (putik).Kelengkapan bunga terdiri atas tangkai, dasar
(reseptakel), kelopak (sepal), dan mahkota (petal).Bunga betina mengandung
bagian fertile berupa putik (pistil/karpel).Putik tersusun atas kepala putik
(stigma), tangkai putik (stilus), dan indung telur (ovarium).Bunga jantan
mengandung bagian fertile berupa benang sari (stamen).Benang sari tersusun atas
kepala putik (anter) dan tangkai sari (filamen).
e. Buah
(Fructus)
Buah
pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Buah
semu atau buah tertutup, yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain bunga, yang makahan menjadi bagian utama buah ini (lebih
besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah
bermanfaat, dan dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
2. Buah
sungguh atau buah tenjang, yaitu buah yang melalui terjadi dari bakal buah, dan
jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan
bagian buah yang tidak berarti.
f.
Biji
1.
Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit
biji berasal dari selaput bakal biji (intemungentum).Oleh sebab itu biasanya
kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
terdiri atas dua lapis yaitu lapisan kulit luar (testa) ada yang tipis, ada
yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu.Dan yang kedua
yaitu lapisan kulit dalam (tegmen) tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit
ari.
2.
Inti Biji (Nucleus semisis)
Inti
biji ialah semua bagian yang menghubungkan biji yang terdapat di dalam
kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
1.
Alat
a)
Mikroskop
b)
Lap
kasar/halus/tissue
c)
Silet
tajam
d)
Obyek
glass dan deck glass
2.
Bahan
a)
Akar,
batang, dan daun jagung (Zea mays)
b)
Akar,
batang, daun daun labu (Cucurbita moshata)
c)
Empulur
ketela pohon (Manihot utilissima)
d)
Kerokan
daging buah pisang (Musa sp.)
e)
Daun
nanas karang (Rhoeo disxolor)
f)
Daun
karet (Ficus elastica)
g)
Daun
cabe (Capsicum sp.)
B. Cara
Kerja
a. Tahap persiapan preparat basah
1.
Siapkan
bahan yang akan dibuat menjadi preparat basah dan pisau silet yang tajam serta
kaca preparat.
2.
Mengiris
sediaan dengan pisau silet secara melintang yang dimulai dari luar kedalam
setipis mungkin.
3.
Hasil
irisan diletakkan diatas kaca preparat kemudian diberi setetes air lalu ditutup
kaca penutup (deck glass).
4.
Untuk
pengamatan sel parenkim pada daging buah pisang dilakukan dengan cara mengerok
daging buah pisang yang telah masuk lalu ditempatkan pada kaca benda lalu
diteteskan sedikit air lalu ditutup dengan kaca penutup.
11
|
b.
Tahapan
pengamatan
1.
Siapkan
mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya (ingat mikroskop yang
digunakan harus bersih dan tidak boleh berjamur).
2.
Letakkan
mikroskop pada meja yang datar dan mulailah mencari cahaya dengan cara memutar
cermin, kondensor, dan diafragma.
3.
Setelah
cahaya sudah didapatkan, ambillah preparat basah yang akan diamati, misalnya
preparat akar jagung, batang atau daun.
4.
Untuk
pengamatan pertama, gunakan perbesaran kecil yaitu 5× atau 10×. Putarlah
makrometer untuk mendapatkan bayangan objek yang jelas. Gambarlah hasil
pengamatan untuk perbesaran kecil.
5.
Putarlah
revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40× atau 45×. Setelah
menggunakan perbesaran besar, tidak boleh lagi memutar makrometer tetapi untuk
memperjelas bayangan objek digunakan mikrometer.
6.
Perbesaran
besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara jelas. Gambarkan hasil
pengamatan anda untuk perbesaran besar, lalu bandingkan dengan perbesaran
kecil.
7.
Setelah
mengamati semua preparat, bersihkan mikroskop dan simpanlah pada kotaknya
dengan terlebih dahulu membersihkannya dari debu atau kotoran dengan
menggunakan kain planel halus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Preparat
basah daun jagung
Bahan :Daun jagung
Tujuan :Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran10x10
1. Epidermir
2. Floem
3. Xylem
4. Korteks
|
|
2.
13
|
Bahan :Batang jagung
Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10x10
1.Epidermis
2.Korteks
3.Parenkim
|
|
3.
Preparat basah daun jagung
Bahan :Daun jagung
Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10x10
1. Epidermis.
2. Stomata
|
|
4.
Preparat basah empulur ketela pohon
Bahan :Empulur ketela pohon
Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Epidermis
2. Floem
3. Xylem
|
|
5.
Preparat basah daun cabe (melintang)
Bahan :Daun cabe
Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Epidermis.
2. Sel
tetangga.
3. Celah
stomata.
|
|
6.
Preparat basah daun cabe (membujur)
Bahan :Daun cabe
Tujuan :Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Epidermis.
2. Sel tetangga.
3. Celah stomata.
|
|
7.
Preparat basah daun nanas karang
(melintang)
Bahan :Daun nanas karang
Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Stomata.
2. Epidermis.
3. Jaringan
buah karang
|
|
8.
Preparat basah daun nanas karang
(membujur)
Bahan :Daun nanas karang
Tujuan :Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Stomata.
2. Epidermis.
3. Jaringan
buah karang.
|
|
9.
Preparat basah kerokan daging pisang
Bahan :Kerokan daging pisang
Tujuan :Mahasiswa mampu mengenal dan
menjelaskan jaringan dan sel penyusun tubuh tumbuhan melalui
pengamatan preparat basah, akar, batang daun empulur dan tumbuhan monokotil
dan dikotil.
|
||
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Perbesaran 10×10
1. Epidermis.
|
|
B. Pembahasan
1. Buah
pisang (Musa sp.)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur buah dari pisang yang terdiri dari daging buah, kulit
luar, carpel, ovade, locade. Buah pisang pada umumnya tidak memiliki biji,
daging buah pisang tebal dan lunak kulit buah pisang yang muda berwarna hijau
sedangkan yang sudah tua berubah menjadi warna kuning
2. Akar
labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari akar labu yaitu endodermis,
korteks, perisikel, inti sel, xylem, dan floem. Akar labu tumbuh menghasilkan
akar pertama dan tunas kemudian akar disusul dengan tumbuhnya akar-akar rambut
yang semakin banyak dari waktu ke waktu.
3. Batang
labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui mengetahui sruktur dari batang labu yaitu
stomata dan epidermis.Batang labu tumbuh merambat dan berbentuk melingkar
seperti spiral, batangnya berwarna hijau muda dan mempunyai bulu-bulu halus,
panjangnya bisa mencapai lebih dari 5 meter.
4. Daun
labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari daun labu yaitu trikoma
bintang dan epidermis.Daun labu memiliki ukuran yang lebar dan besar.Daunnya
menyebar disepanjang batang berwarna hijau pada permukaannya bertekstur kasar.
5. Akar
jagung (Zea mays)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari batang jagung yaitu parenkim,
korteks, dan epidermis.Akar jagung berakar serabut, akar jagung terdiri atas
tiga akar yaitu akar semisal, koronal, dan akar udara.
6. Batang
jagung (Zea mays)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari batang jagung yaitu parenkim,
korteks, dan epidermis.Batang jagung memiliki bentuk yang tegak dan
beruas-ruas.Ruas batang terbungkus oleh pelepah daun yang muncul dari buku.
7. Daun
jagung (Zea mays)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari dau jagung yaitu stomata dan
epidermis.Daun jagung memiliki bentuk yang sempurna dan berbentuk
memanjang.Daun jagung berwarna hijau muda pada saat masih muda dan berubah
menjadi hijau tua pada saat dewasa.Permukaan daun pada jagung berambat dan ada
pula yang licin.
8. Empulur
ketela pohon (Manihot utillisima)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari empulur ketela pohon yaitu
floem, xylem, dan epidermis.Empulur ketela pohon pohon berupa sel gabus pada
batang singkong berbentuk segi enam.
9. Daun
nanas karang (Rhoeo discolor)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur dari daun nanas karang yaitu
stomata, jaringan buah karang, dan epidermis. Daun nanas karang tidak mempunyai
tulang dan umumnya ujung daunnya tegak
ke atas dari bagian tengah batang. Ujung daunnya memanjang dan meruncing
berwarna keungu-unguan.
10. Daun
cabe (Capsicum sp.)
Pada pengamatan
praktikum ini kita dapat mengetahui struktur
dari daun cabe yaitu epidermis. Daun cabe memiliki banyak bentuk ada
yang berbentuk oval, memanjang, bahkan ada yang lanset.Warna daun cabe pada
umumnya adalah hijau, panjangnya bisa mencapai 3-11 cm dan lebarnya 1-5 cm.
C. Pertanyaan dan jawaban
1).
Apa perbedaan yang mencolok antara
penampang melintang akar monokotil dan akar dikotil ?
Jawaban:
Perbedaan
perakaran yang mencolok dari tumbuhan monokotil dan dikotil adalah dapat
dilihat pada bentuk akarnya, tumbuhan monokotil umumnya mempunyai perakaran
serabut sedangkan tumbuhan dikotil mempunyaiperakaran tunggang.
2).
Apa perbedaan yang mencolok antara penampang melintang batang monokotil dan
batang dikotil ?
Jawaban:
Perbedaan
yaitu batang dikotil dapat tumbuh besar, sedangkan batang monokotil umumnya tidak
sebesar dan setinggi batang dikotil.
3). Apa perbedaan mencolok antara penampang
melintang daun dikotil dan monokotil?
Jawaban
:
Perbedaan
pada penampang daun dikotil dan monokotil yaitu pada daun monokotil memanjang
layaknya pita dengan tulang daun yang sejajar sedangkan daun dikotil umumnya
tulang daunnya menjari atau menyirip.
4).
Dari keseluruhan preparat basah yang diamati, preparat apakah yang memiliki
jaringan tiang dan spons?
Jawaban:
Preparat
basah yang memiliki jaringan tiang dan spons adalah preparat empulur ketela
pohon.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan dilaksanakan praktikum ini
mahasiswa dapat:
1. Mengenal
dan menjelaskan sel dan jaringan penyusun
tubuh tumbuhan yang terdiri dari jaringan muda (meristem) dan jaringan
dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan parenkim,
jaringan pengangkut, dan jaringan bebas.
2. Melalui
pengamatan preparat basah kita dapat melihat akar, batang, daun, empulur, dan
buah dari tumbuhan monokotil dan dikotil yang diamati tersebut serta dapat
melihat bagian-bagian yang terdapat dalam jaringan-jaringan tersebut.
B. Saran
1. Untuk
Praktikum harus lebih berhati-hati dalam menggunakan mikroskop saat pengamatan
dilakukan agar mikroskop tidak lecet saat digunakan.
2. Untuk
Asisten agar tidak jenuh dan lebih sabar dalam membimbing praktikan saat pratek
dilaksanakan dan pada saat pratek dilaksanakan dan pada saat pengerjaan
laporan.
3. Untuk
Laboratorium agar kiranya menyiapkan lebih banyak lagi alat-alat dan bahan yang
akan digunakan setiap kali praktik dilaksanakan.
25
|
DAFTAR
PUSTAKA
Anto.2010. Praktikum
biologi tentang jaringan pada tumbuhan (online), (http://kikitoaba.blogspot.co.id).
Diakses pada hari rabu, 25 November 2017 pukul 20.27 WITA
Campbell. 2000.
Praktikum biologi tentang jaringan
pada tumbuhan (online), (http://kikitoaba.blogspot.co.id). Diakses pada hari rabu, 25 November 2017
pukul 22.27 WITA
Isharmanto. 2009. Mengenal jaringan tumbuhan melalui
pengamatan preparat awetan (online), (http://rifalgalaxy.co.id).
Diakses pada hari rabu, 31 November 2017 pukul 21.20 WITA
Sainab. 2017. Penuntun Praktikum Biologi Umum.Sulbar
FMIPA Universitas Sulawesi Barat.
Waluyo. 2006. Mengenal jaringan tumbuhan melalui
pengamatan preparat awetan (online), (http://rifalgalaxy.co.id).
Diakses pada hari rabu, 31 November 2017 pukul 21.20 WITA
26
|
0 komentar:
Posting Komentar