Tokoh-tokoh
Mesir Kuno dan Yunani Kuno yang Berpengaruh dalam Perkembangan Fisika
1.
Thales (629-555 SM)

Thales dari Miletus
adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia adalah tokoh yang
pertama yang mengembangkan konsep-konsep kosmologi (paham tentang struktur alam
semesta). Thales berhasil mengembangkan metode survei dan trigonometri dari
Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk benda-benda langit.
Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta tersusun dari air
dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan gas). Dan dia juga
mengusulkan bahwa alam semesta adalah sebuah bola air raksasa tempat bumi
berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas permukaan air, dan di atas
bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber datangnya hujan yang menimpa
bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air alam semesta dan bergerak
sebagaimana dalam pengamatan.
2.
Pythagoras
(580-500 SM)

Pythagoras adalah
seorang filsuf dan matematikawan. Pemikiran terpentingnya dalam mazhab
Pythagorean yaitu bilangan adalah segalanya. Pythagoras percaya bahwa angka
enam adalah bilangan yang sempurna (bilangan yang apabila faktor-faktornya
dijumlahkan akan menghasilkan bilangan itu sendiri) dan mengandung nilai mistis
sehingga dipercaya sebagai simbol keseimbangan.
Pengaruh pemikiran
mistis Pythagoras dapat dijumpai dalam karya Saint Augustine dalam bukunya The
City Of God demikian (354:430) :
Six is a number perfect
in itself, and not because god created all things in six days; rather, the
converse is true. God created all things in six days because is number is
perfect.
Selain dikenal sebagai
ahli filsafat Pythagoras juga dikenal sebagai penemu hukum geometri yaitu
panjang sisi miring (hipotenusa) pada segitiga siku-siku pada theorema
Pythagoras ditentukan oleh perhitungan akar dari penjumlahan hasil kuadart dari
kedua sisi yang lain.
Pythagoras adalah orang
pertama yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hokum-hukum
yang kuantitatif. Dia menyatakan bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan,
matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola kosentris (sepusat)
yang berpusat mengitari pusat alam semesta (api pusat).
Menurut Pythagoras,
keberaturan alam semesta mirip dengan keteraturan tangga nada pada dawai lira.
Keteraturan dalam hal ini keteraturan numerik seperti pada perbandingan panjang
dawai lira yang merupakan prinsip utama dala konsep alam semesta Pythagoras.
3. Democritus (460-370 SM)

Pemikira
Yunani lain yang begitu berpengaruh dalam sejarah perkembangan fisika adalah
teori atom Yunani. Teori atom Yunani dikemukakan oleh Democritus dan sekolah
filsafatnya, khususnya guru democritus yang bernama Lucretus. Democritus
mengajukan hipotesa yang sangat menarik bahwa seluruh materi terdiri atas
partikel-partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Dengan kata lain,
apabila bijih besi dipecah-pecah lagimaka akan sampai pada satu titik dimana
bijih besi itu tidak dapat dipecah lagi. Titik terakhir inilah yang disebut
atom.
4.
Aristotle (384-322 SM)

Aristotle merupakan
murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta.
Aristotle mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum yang mengajarkan
berbagai bidang ilmu khususnya biologi dan ilmu pengetahuan alam. Dia adalah
orang yang pertama kali melakukan klasifikasi terhadap binatang dan tumbuhan.
Aristotle mengatakan
bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi
tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan
kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak
mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada Mars. Yang ini
disebabkan karena kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola
terluar dari ke 55 buah bola ini merupakan kedudukan bintang yang tetap diam.
Dalam konsep gerak
Aristotle membagi kedalam tiga kelompok gerak, yaitu gerak
kuantitatif, gerak kualitatif, dan gerak spasial. Gerak spasial dibagi
dalam dua kelompok yaitu gerak spasial alam semesta bagian atas dan gerak
spasial alam semesta bagian bawah. Pada alam smesta bagian bawah, yakni dalam
alam yamg disebuit lingkaran sulunr, gerak alamiah adalah gerak yang
mengarah langsung ke pusat bumi. Bumi menurut Aristotle adalah pusat jagat raya
atau lam semesta (geosentris). Sedangkan gerak alamiah di langit (alam semesta
bagian atas) adalah gerak melingkar, sempurna, kontinue, dan tidak terbatas.
Aristotle berpendapat
bahwa benda dapat bergerak hanya jika benda tersebut berhubungan
langsung dengan penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi berhubungan dengan
benda yang digerakkan, maka benda akan berhenti.
5.
Euclid (325-265 SM)

Euclid
merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori geometri.
Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai geometri bidang datar
atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia fisika ratusan tahun
lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini benar untuk memformulasikan
hukum alam. Namun pembuktian geometri Euclid ternyata kurang akurat untuk
menjelaskan bagian tertentu dari fenomena alam baru terjadi ketika sejumlah
ahli geometrio abad 19 M menbuktikan kelemahan teori tersebut. Dan kemudian
dikenal geometri-Non Euclid. Namun geometri Euclid masih tetap dominan
pengaruhnya.
6.
Aristarchus (310-230 SM)

Aristarchus
lahir di Samos, dia adalah orang pertama yang berbeda pandangan mengenai pusat
jagat raya. Menurut Aristarchus, pusat jagat raya bukan bumi, tetapi
mataharilah sebagai titik pusatnya (heliosentris). Bumi hanyalah salah satu
dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk
lingkaran. Namun hipotesis Aristarchus di tolak oleh Aristotle dan Ptolomy yang
tetap berpegang pada geosentris.
7.
Archimedes (287-212 SM)

Archimedes lahir di
Syracuse, ia adalah putra dari ahli astronomi Phidias dan ketika dewasa menjadi
sahabat baik Raja Hieron. Archimedes adalah orang yang dikenal menemukan hukum
apung atau lazim dikenal dengan prinsip Archimedes, yang menyatakan
Gaya apung (gaya ke
atas) yang dialami oleh sebuah benda yang dicelupkan dalam fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan.
Selain dikenal sebagai penemu hukum
terapungnya di juga menemukan skrup air.
8.
Plato (427-347 SM)

Plato
adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan kosmologi Yunani
kuno. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah bentuk geometri paling
sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa semua benda langit bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka semua diciptakan oleh makhluk
yang paling sempurna, Tuhan. Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari
bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.
9.
Eudoxus(390-337
SM)

Eudoxus
adalah salah satu murid Plato. Dia mengembangkan teorinya berdasarkan
pengamatan benda-benda langit. Mungkin dia adalah orang pertama yang
mengembaangkan teorinya tentang alam semeta berdasarkan pengamatan. Menurut
Eudoxus, setiap planet terletak pada bola-bola kosentris, dan pergerakan planet
disebabkan rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi
bola-bola ini berbeda-beda, efeknya adalah terjadinya gerak retrograde (gerak
maju mundur) Mars.
10.
Eratosthenes
(276-194 SM)

Eratosthenes adalah
teman dari Archimedes. Pemikiran terpenting dari Eratosthenes adalah mengenai
keliling lingkaran bumi. Eratosthenes melakukan pengukuran keliling bumi dari
dua kota: Alexandria dan Syene, yang berjarak 787 km. pada misim panas di Alexandria
sinar matahari jatuh tegak li\urus pada tengah hari, sedangkan di Syene, sinar
matahari membentuk sudut 7,2º. Dari data ini Eratosthenes menghitung bahwa
keliling bumi adalah 46.250 km. Pengukuran Eratosthenes ini didasarkan pada
asumsi bahwa bumi berbentuk bulat, tidak datar. Eratosthenes juga berhasil
mengukur jarak bumi-matahari dan jarak bumi bulan.
11.
Appolonius (262-190 SM)

Appolonius adalah ahli
matematikawan Yunani yang menghabiskan waktunya di Mesir, untuk mengembangkan
geometri gerak retrograde planet-planet yang menjadi inpirasi teori
geosentri Ptolomy.
12. Claudius Ptolomeus atau Ptolomy(100-160
M)

Ptolomy hidup di
Alexandria, Mesir. Teorinya sama dengan Aristotle yang meletakkan bumi di alam
semesta. Dia memberi penjelasan yang lengkap tentang konsep geoentrisnya
dalam buku utamanya, Almagest. Ptolomy menjelaskan bahwa semua benda
langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan benda ini disebut
episikel. Episikel dalam lingkaran lebih besar yang disebut deferent.
Bumi bukan merupakan pusat deferent, melainkan terletak tidak terlalu jauh dari
pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant.
Hipotesis Ptolomy
bertahan cukup lama dan dianggap sebagai model standar alam semesta hamper 15
abad. Hal ini tidak terlalu mengherankan karena melalui pengamatan sekilas yang
dilakukan manusia. Selain itu juga untuk memuaskan ego manusia karena bumi
diletakkan pada pusat alam semesta. Ini mengisyaratkan bahwa manusia adalah
pusat alam semesta.
0 komentar:
Posting Komentar