BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan kegiatan belajar ,
untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam merancang kegiatan
pembelajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan
pembelajran, yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa,
materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas penyajian
materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih untuk
melakukan mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang telah dimiliki siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode
apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran , seorang guru
harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan, strategi, dan model
pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru
untuk dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Perlu dipahami bahwa setiap
pendekatan pembelajaran memiliki pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan
makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan tentang siswa,
perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model pembelajaran yang
dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda
walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah ini kami menekankan model
pembelajaran PJBL yang membahas tentang model belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran ?
2. Apa pengertian model pembelajaran?
3. Apa ciri-ciri khusus model
pembelajaran?
4. Apa saja macam-macam model
pembelajaran ?
C. T
ujuan
1. Mengetahui definisi pembelajaran.
2. Mengetahui definisi model pembelajaran
3. Mengetahui ciri-ciri
khusus model pembelajaran
4. Mengetahui macam-macam model
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MODEL
PEMBELAJARAN
1.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan
suatu istilah yang memiliki keterkaitan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses
pendidikan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan
suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Untuk itu, harus dipahami
bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Menurut Sudjana
(2000) dalam Sugihartono, dkk (2007:80) pembelajaran merupakan setiap upaya
yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution (2005) dalam Sugihartono,
dkk (2007:80) mendefenisikan pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam hal ini tidak hanya ruang
belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpusakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Sedangkan menurut
Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala (2006:62) pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan 10 sumber belajar.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
2.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedomandalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas
(Arends dalam Trianto, 2010:51). Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani
Sumantri , dkk (1999:42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
belajar mengajar.
Berdasarkan dua
pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut Trianto
(2010:53) fugsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi
oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan
peserta didik.
B.
CIRI-CIRI
KHUSUS MODEL PEMBELAJARAN
1. Rasional
teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta
atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangkannya.
2. Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar(tujuan pembelajaran yang akan
dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan
dicapai, termasuk didalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta
cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar maodel tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan
belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi
salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Pada akhirnya setiap
model pembelajaran memerlukan sstem pengelolaan lingkungan belajar yang
berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada
ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
(Pengembangan Model Metode
Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:40-43)
C.
MACAM-MACAM
MODEL PEMBELAJARAN
1.
Examples
Non Examples
Model
pembelajaran Examples Non Examples sesuai dengan pendapat Buehi (1996) yang
dikutip dari Apariani dkk, (2010:20) dijelaskan sebagai suatu taktik yang tepat
diterapkan atau digunakan dalam mengajarkan suatu definisi konsep.
Taktok
yang dimaksud disini memiliki tujuan untuk mempermudah para siswa dengan cepat
memahami suatu definisi konsep dengan
menggunakan dua buah hal. Yang pertama adalah examples dan yang kedua adalah
non examples yang sesuai dengan definisi konsep yang hendak diajarkan guru
kepada siswa dengan cara meminta siswa untuk melakukan klasifikasi atau
penggolongan dari examples maupun dari non examples.
Examples
memberi sebuah gambaran dari sesuatu yang menjadi contoh sesuai materi yang
sedang dibahas, sedangkan non examples memberi sebuah gambaran terhadap sesuatu
yang bukan merupakan contoh dari materi dibahas.
Definisi
dari Model Examples non examples yang
dikutip dari Roestiyah (2001:73) didefinisikan sebagai model pembelajaran yang
mempersiapkan dan menggunakan gambar atau diagram maupun tabel yang telah
disesuaikan dengan materi bahan ajar dan kompetensi dasar, maupun penyajian
gambar dapat ditempel atau ditampilkan menggunakan LCD atau OHP.
Sumber:http://www.infoduniapendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-langkah-model-pembelajaran-example-non-example.html
Langkah dalam
menerapkan Examples Non Examples
sebagai berikut:
a. Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
c. Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
d. Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik,hasil daskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Melalui
dari komentar /hasil diskusi peserta didik, guru memjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai .
(Pengembangan Model Metode
Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:44)
2.
Picture
and pictur
Model
pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam
berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. Sejak
di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di
kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu,
maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai aktor di
depan kelas, dan seolah-olah gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar.
Model
pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau
memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau
media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik
dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan
bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat
kembali.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif,
Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Inovatif setiap pembelajaran harus
memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik.
Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
Sesuai
dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran
yaitu dengan cara memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis
sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Sumber:https://www.kompasiana.com/munasaroh/59c38153298f391609680442/metode-pembelajaran-picture-and-picture-dan-prakteknya-dalam-pembelajaran-kurtilas?page=all
Langkah dalam
menerapkan Picture and Picture
sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kontemporer yang ingin dicapai
b. Guru
menyampaikan materi sebangai pengantar
c. Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d. Guru
menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian memasang /mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
(Pengembangan Model
Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:45)
3.
Concept
Sentence
Kiranawati
(2007:8) mendefinisikan consept sentence
merupakan model pembelajaran yang menekankan pada siswa dibentuk kelompok
heterogen kemudian setiap kelompok yang sudah dibentuk masing-masing membuat
kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan. Pendapat
serupa juga dikemukakan oleh Erman (2009:5) memberi definisi model consept sentence adalah model pembelajaran dengan cara siswa
dibentuk berkelompok dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai
dengan materi yang disajikan oleh guru.
Model
consept
sentence prosedurnya adalah
model pembelajaran dengan penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk
kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap
kelompok membuat beberapa kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi (Herdiyan,
2009:10). Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan model consept sentence adalah model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
siswa dibentuk berkelompok, kemudian tiap kelompok membuat atau menentukan
minimal 4 kata kunci, setelah menentukan kata kunci kemudian siswa membuat
kalimat berdasarkan kata kunci yang sudah disiapkan.
Model pembelajaran concept sentence
didasarkan pada teori behavioristik dan teori perkembangan kognitif siswa.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Salah satu tokoh
aliran behavioristik yaitu Skinner menjelaskan bahwa dalam konsep belajar
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi merupakan akibat yang terjadi
melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan
tingkah laku.
Stimulus-stimulus yang
diberikan kepada seseorang akan saling berinteraksi dan interaksi antara
stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan.
Faktor yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement).
Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon (Budiningsih,
2005:20). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat. Begitu juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement)
respon pun akan tetap dikuatkan. Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon.
Namun bedanya apabila penguat positif itu ditambah, sedangkan penguat negatif
dikurangi untuk memperkuat respon.
Teori belajar
behavioristik adalah teori perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dinilai secara konkret. Teori ini mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,
bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan
reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Teori ini mendukung pembelajaran dengan
menggunakan model concept
sentence berbantuan flash card karena siswa akan dirangsang
dengan kartu bergambar yang berisi kata kunci dan menghasilkan tulisan
deskripsi sebagai respon.
Sedangkan menurut teori
perkembangan kognitif, seseorang membangun kemampuan kognitif melalui tindakan
yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Terdapat empat periode
perkembangan kognitif yang dilalui siswa yaitu tahap
sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-6 tahun), operasional konkret
(7-11 tahun), dan operasional formal (12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan
tersebut, siswa kelas II sekolah dasar yang rata-rata berumur antara 6 hingga 8
tahun berada pada tahap operasional konkret. Siswa yang berada pada tahap
operasional konkret mempunyai cara berpikir yang masih konkret dan belum mampu
menangkap abstrak.
Sumber:https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/08/model-pembelajaran-concept-sentence/
Langkah dalam menerapkan Concept
Sentence adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.
Guru menyajikan materi secukupnya.
c.
Guru membentuk kelompok yang angggotnya
± 4 orang secara heterogen
d.
Guru menyajikan beberapa kata kunci
sesuai materi yang disajikan.
e.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa
kalimat dengan mengunakkan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
(Pengembangan
Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:58)
4.
Scramble
Model Pembelajaran Kooperatif Scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal.(
Fadmawati,2009). Sedangkan menurut Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa
metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan
bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan
cara menggembirakan.
Harjasurjana
dan Mulyati dalam Rahayu (2007) “Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” di
pinjam dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan.”
Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyususn
huruf huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat. Menurut
Hesti Damayanti (2010: 3-4), Model pembelajaran scramble adalah model
pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara
berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan
berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Sumber:https://modelpembelajaran1.wordpress.com/2016/02/20/langkah-langkah-model-pembelajaran-scramble/
Langkah dalam menerapkan scramble adalah sebagai berikut:
a. Buatlah
pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
b.
Buatlah jawaban yang diacak hurufnya
c.
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi
yang ingin dcapai
d.
Membagikan lembar kerja sesuai contoh.
(Pengembangan
Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:58)
5.
Explicit
Instruction
Model pembelajaran Explicit
Intruction
(pengajaran langsung) merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif
yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Suyatno,
2009:127).
Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:41) model pembelajaran
explicit instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Selain itu, Rosenhina, dkk (dikutip Yasa, 2012) mengemukakan bahwa Explicit Intruction merupakan suatu model
pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar
mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu
pembelajaran. Menurut Archer & Hughes (dalam Huda, 2013: 186):
Strategi Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Strategi ini berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah.Strategi ini sering dikenal dengan Model Pengajaran Langsung.
Explicit Instruction,menurut Kardi (dalam Huda, 2013: 186),
dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja
kelompok”.
Arend dalam Trianto (2010:41) menjelaskan bahwa model
Explicit Intruction disebut juga dengan direct instruction merupakan salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Kemudian
Anurrahman (2009:169) mengemukakan bahwa Explicit Intruction atau yang dikenal
sebagai pengajaran langsung merupakan suatu model dimana kegiatan terfokus pada
aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam implementasi kegiatan
pembelajaran guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan siswa,
pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula.
Sumber:http://abdulgopuroke.blogspot.com/2017/03/model-pembelajaran-explicit-instruction.html
Langkah
dalam menerapkan Explicit Instruction adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik
b.
Mendemostrasikan pengetahuan dan
keterampilan
c.
Membimbing pelatihan
d.
Mengecek pemahaman dan memberikan umpam
balik
e.
Memberikan kesempatan untuk latihan
lanjutan
(Pengembangan
Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,2017:5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model-model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan
pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan
sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti . Pendekatan
pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing masih memiliki
hubungan. Pada model – model pembelajaran yang kita bahas ada 5 yaitu : Examples non examples,
picture and picture, consept sentence, Scramble, explicit
instruction
B.
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari
substansi materi maupun contoh dari setiap materi yang dibahas. Penulis menyarankan kepada guru maupun calon
guru untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, dan sesuai dengan kadaan siswa.
Dalam penulisan makalah ini juga
masih terdapat kekurangan lain, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis
butuhkan dalam memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
H. Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran
Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta. Budi Utama
Anonim. 2015. Pengertian dan Lagkah
Model Pembelajaran Example Non Example (online),
http://www.infoduniapendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-langkah-model-pembelajaran-example-non-example.html diakses 9 Desember 2018
Munasaroh. Metode Pembelajaran Picture and Picture dan Prakteknya dalam
Pembelajaran Kurtilas (online),
https://www.kompasiana.com/munasaroh/59c38153298f391609680442/metode-pembelajaran-picture-and-picture-dan-prakteknya-dalam-pembelajaran-kurtilas?page=all diakses 9 Desember 2018
Biyasa Bagawana. 2016. Model Pembelajaran Concept Sentence (online),
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/08/model-pembelajaran-concept-sentence/ diakses 9 Desember 2018
Gopuroke Abdul. 2017. Model Pembelajaran Explicit Instruction
(online),
Anonim.
2016. Langkah-langkah Model Pembelajaran Scramble (online),
https://modelpembelajaran1.wordpress.com/2016/02/20/langkah-langkah-model-pembelajaran-scramble/ diakses 9 Desember 2018
0 komentar:
Posting Komentar